09 Juni 2025

BLATÈR: ULASAN ASAL KATA

Kata blatèr terdengar tidak asing bagi orang Madura masa kini. Kata ini mengacu pada golongan orang yang disatukan melalui satu institusi yang disebut rèmoRemo adalah hajatan yang dilaksanakan untuk mengumpulkan uang yang dalam bentuk buwuh atau bhubu. Hajatan tersebut bisa apa saja: pernikahan, khitanan, atau to'-oto'. Namun kita tidak akan bicara tentang itu.

Tulisan ini akan hanya membicarakan kata. Orang Madura mengkonotasikan blatèr dengan orang-orang berani, budaya-budaya kekerasan, dan kebalikan dari santri. Keberanian kaum blater ditunjukkan dengan keberanian dan kesiapan untuk melakukan carok. Carok adalah pertarungan berhadapan antara dua pihak dengan menggunakan senjata tajam. Dengan demikian, tidak semua pembunuhan dengan senjata secara budaya disebut carok. Jika seseorang membunuh dengan menusuk atau menyerang dari belakang, tidak disebut carok. Ini disebut nyèlèp. Jika hanya hanya salah satu yang memegang senjata juga tidak disebut carok. Jika laki-laki membunuh perempuan, tidak disebut carok. Yah, carok dilakukan ketika kedua belah pihak dalam keadaan siap.     

Kesiapan tersebut ditunjukkan dengan budaya nyèkep, yaitu membawa senjata untuk jaga diri atau siap sedia. Kata dini dari bahasa Jawa sikep yang berarti 'sedia, siap, memegang'. Senjatanya pun hanya berupa senjata tajam, seperti clurit, pisau, parang, dan keris. Pertarungan atau pembunuhan dengan senjata api juga tidak disebut sebagai carok. 

Namun tahukah Anda bahwa kata blatèr berasal dari bahasa Jawa? Dalam bahasa Jawa blater artinya bisa bergaul dengan siapa saja atau mudah akrab. Bahasa kerennya supel. Kemungkinan ini berasal dari pranata yang disebut remo di atas. Ada pertautan makna antara blater dalam bahasa Madura dengan bahasa Jawa. Keterkaitan tersebut pada Remo. Karena ikut Remo maka orang blater memiliki banyak kenalan. Dengan kata lain memiliki banyak teman. Dengan kata lain pula memiliki pergaulan yang luas.

0 comments:

Posting Komentar