02 Juni 2025

, ,

SAAT KAU TAK MENCINTAIKU LAGI: PUISI-PUISI AGUS ALAN KUSUMA

Sebagai sebuah karya yang telah terbit, buku Saat Kau Tak Mencintaiku Lagi karya Agus Alan Kusuma telah sempurna sebagai sajian. Sebagai konsumen, pembaca berhak “memakan” atau mengabaikannya. Tulisan ini hanya menyajikan kembali sesuatu yang telah mengisi ruang waktu dari bentang panjang ruang sastra Bangkalan. Mungkin karya-karya ini tidak pernah memperoleh momentumnya. Atau… Momentumnya telah berlalu?



Dengan seizin penulisnya, dihadirkan beberapa puisi yang dipilih dari puisi-puisi yang dimuat dalam buku tersebut.

 

1

 

Pelangi Cinta

 

Kau beri satu warna pelangi pada tanganku

Seperti buah stroberi berwarna merah

Dihiasi bintik-bintik hitam

Rasanya antara manis dan kecut

Bagaikan cintaku yang kecut

Yang katamu hanya manis di mulut

 

2

 

Layang-Layang dan Senja

 

Aku ingin bermain layang-layang

Bersamamu di bawah warna senja

Biarlah kita berdua menikmati paras keindahan itu

Saling menatap dan tersenyum

 

Tapi ketika aku bayangkan lagi

Tidak salah, kalau kita pada akhirnya

Saling menampar dan tertegun

 

Layang-layang turun tak bertemu angin

 

3

 

Jiwa yang Tak Menentu

 

Kumuak dengan semua ini

Hanya luka dan gelisah sembahyang dalam hati

Semua hanya kibulan cerita Romeo dan Juliet

Tak pernah usai, biarlah kupergi sejauh mungkin

Meninggalkan nama dan perjumpaan yang sebentar

 

4

 

Bungkam

 

Bisu, diam, dan gemetar

Itu yang kurasakan

Saat kau melintas di hadapanku

Aku seperti batu dan pepohonan

Yang tak bisa berbuat apa-apa

Selain melihat wajahmu

 

5

 

Zikir

 

Zikirmu bagaikan syair yang syahdu malam ini

Mewujudkan cerita tentang hidup

Syair itu halus sehalus sutra

Tapi getarannya sehangat petir tanpa hujan

Hingga semuanya redup dalam kegelapan

 

6

 

Melepas Luka

 

Kunikmati sore hari dengan hati hampa

Yang ditemani bunyi air laut dan angin laut

Yang menghantam dalam tubuh

Kulihat pemandangan yang begitu indah

Pohon-pohon berada di samping laut

Kera-kera bergelantungan di pepohonan

Aku tertawa dengan keadaan itu

Teringat kisah cinta yang bergantung

Entah akan dibawa ke mana

Cinta itu sebenarnya

0 comments:

Posting Komentar