Sebagai sebuah karya yang telah terbit,
buku Saat Kau Tak Mencintaiku Lagi karya Agus Alan Kusuma telah sempurna sebagai sajian. Sebagai
konsumen, pembaca berhak “memakan” atau mengabaikannya. Tulisan ini hanya
menyajikan kembali sesuatu yang telah mengisi ruang waktu dari bentang panjang
ruang sastra Bangkalan. Mungkin karya-karya ini tidak pernah memperoleh
momentumnya. Atau… Momentumnya telah berlalu?
Dengan seizin penulisnya, dihadirkan
beberapa puisi yang dipilih dari puisi-puisi yang dimuat dalam buku tersebut.
1
Pelangi Cinta
Kau beri satu warna pelangi pada tanganku
Seperti buah stroberi berwarna merah
Dihiasi bintik-bintik hitam
Rasanya antara manis dan kecut
Bagaikan cintaku yang kecut
Yang katamu hanya manis di mulut
2
Layang-Layang dan Senja
Aku ingin bermain layang-layang
Bersamamu di bawah warna senja
Biarlah kita berdua menikmati paras keindahan itu
Saling menatap dan tersenyum
Tapi ketika aku bayangkan lagi
Tidak salah, kalau kita pada akhirnya
Saling menampar dan tertegun
Layang-layang turun tak bertemu angin
3
Jiwa yang Tak Menentu
Kumuak dengan semua ini
Hanya luka dan gelisah sembahyang dalam hati
Semua hanya kibulan cerita Romeo dan Juliet
Tak pernah usai, biarlah kupergi sejauh mungkin
Meninggalkan nama dan perjumpaan yang sebentar
4
Bungkam
Bisu,
diam, dan gemetar
Itu
yang kurasakan
Saat
kau melintas di hadapanku
Aku
seperti batu dan pepohonan
Yang
tak bisa berbuat apa-apa
Selain
melihat wajahmu
5
Zikir
Zikirmu
bagaikan syair yang syahdu malam ini
Mewujudkan
cerita tentang hidup
Syair
itu halus sehalus sutra
Tapi
getarannya sehangat petir tanpa hujan
Hingga
semuanya redup dalam kegelapan
6
Melepas
Luka
Kunikmati
sore hari dengan hati hampa
Yang
ditemani bunyi air laut dan angin laut
Yang
menghantam dalam tubuh
Kulihat
pemandangan yang begitu indah
Pohon-pohon
berada di samping laut
Kera-kera
bergelantungan di pepohonan
Aku
tertawa dengan keadaan itu
Teringat
kisah cinta yang bergantung
Entah
akan dibawa ke mana
Cinta
itu sebenarnya
0 comments:
Posting Komentar